Jendela Kosmos: Ternyata Teori Multiverse Sudah Ada dalam Al-Qur'an?
Pernahkah Anda menatap langit malam, dan tiba-tiba merasa begitu kecil? Rasa ingin tahu tentang alam semesta selalu menjadi bagian tak terpisahkan dari jiwa manusia. Belakangan, di dunia fisika modern, sebuah konsep yang sangat menggemparkan sanubari mulai sering dibicarakan: Teori Multiverse—gagasan bahwa alam semesta kita hanyalah satu dari sekian banyak alam semesta yang mungkin ada, sebuah ‘kompleksitas kosmik’ yang tak terbatas.
Namun,
tahukah Anda? Jauh sebelum fisikawan modern merumuskan hipotesis ini, Kitab
Suci kita, Al-Qur'an, ternyata menyimpan isyarat-isyarat yang luar
biasa, seolah telah membuka tirai kosmos itu bagi kita sejak empat belas abad
yang lalu.
| Gelembung alam semesta / multiverse |
Jantung
dari pembahasan ini terletak pada satu frasa yang sering kita dengar dalam
khutbah atau ceramah: "Tujuh Langit" (Sab'a Samāwāt).
Allah
SWT berfirman:
"Dialah (Allah) yang menciptakan tujuh langit
berlapis-lapis..."
(QS. Al-Mulk: 3)
Secara
tradisional, para ulama sering menafsirkan tujuh langit ini sebagai
lapisan-lapisan langit yang kasat mata, atau bahkan sebagai wilayah spiritual
di atas kita. Akan tetapi, para mufasir kontemporer dan ilmuwan muslim mulai
mengajukan pertanyaan yang lebih provokatif:
- Mengapa
angka 'Tujuh'?
Dalam tradisi Arab dan Al-Qur'an, angka tujuh (7) tidak hanya
bermakna jumlah literal, tetapi juga sering diartikan sebagai lambang 'banyak',
'bertingkat-tingkat', atau 'tak terhitung banyaknya'.
- Jika
'Langit' di sini diartikan sebagai 'Alam Semesta' (Universe)? Dalam Bahasa Arab, kata "Samāwāt"
(langit) juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berada di atas
kita, atau bahkan dapat merujuk pada keseluruhan ruang dan waktu (Kosmos).
Jika
kita mengartikan frasa "Tujuh Langit" sebagai "Banyak
Alam Semesta" atau "Alam Semesta yang Berlapis-lapis",
maka ayat ini secara mengejutkan selaras dengan gagasan inti Teori Multiverse!
Bab II: Bukan Hanya Alam, Tapi
Alam-Alam
Selain
konsep tujuh langit, ada ayat lain yang lebih eksplisit lagi, yaitu frasa yang
kita lantunkan setiap hari dalam shalat:
"Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam." (QS. Al-Fatihah: 2)
Perhatikan
kata kuncinya: "seluruh alam". Dalam Bahasa Arab, kata yang
digunakan adalah "Al-'Ālamīn"
- "Al-'Ālam" (singular) berarti Alam
atau Semesta (Universe).
- "Al-'Ālamīn" (plural) adalah bentuk jamak,
yang secara literal berarti "Alam-Alam" atau "Semesta-Semesta"
(Universes atau Worlds).
Mengapa
Allah tidak hanya berfirman, "Tuhan alam (Al-'Ālam)"?
Kehadiran
bentuk jamak "Al-'Ālamīn" secara konsisten dalam Al-Qur'an
menjadi isyarat kuat bahwa Wujud Ilahi merangkul dan menguasai lebih dari
satu alam semesta atau dimensi realitas. Ayat ini menyiratkan adanya
keragaman eksistensi yang sangat luas, di luar apa yang dapat dijangkau oleh
panca indera kita.
Baca Juga Yang Ini:
Mengungkap Rahasia Burung Ababil dan Batu Sijjil
Ketika Tembok Runtuh; Yajuj dan majuj Pertanda Akhir Zaman
Pasukan Gajah Abrahah Dan Rahasia Burung Ababil
Tentu
saja, kita harus berhati-hati. Al-Qur'an adalah Kitab Petunjuk, bukan buku
teks fisika. Tujuan utama ayat-ayat kosmik ini adalah untuk:
- Mengajak
Berpikir:
Mendorong kita merenungkan kebesaran dan kekuasaan Pencipta.
- Menegaskan
Kekuasaan Allah:
Bahwa Allah SWT berkuasa atas segala dimensi, baik yang kita ketahui (satu
alam semesta) maupun yang tidak (banyak alam semesta/Multiverse).
Ketika
teori Multiverse dibahas oleh fisikawan (seperti Max Tegmark atau
hipotesis Many-Worlds Interpretation), itu adalah usaha manusia untuk
memahami batas-batas Fisika. Namun, ketika Al-Qur'an mengisyaratkannya (melalui
Al-'Ālamīn dan Sab'a Samāwāt), itu adalah sebuah Pernyataan
Mutlak dari Sang Maha Pencipta tentang Keluasan Ciptaan-Nya.
Kesimpulan:
Apakah
Al-Qur'an secara eksplisit mengumumkan Teori Multiverse? Tidak. Namun, apakah
Al-Qur'an telah menyediakan kerangka konseptual yang sangat luas dan
fleksibel, yang dapat mengakomodasi temuan kosmik modern seperti Multiverse? Jawabannya
adalah Ya!
Ini
adalah pengingat yang menakjubkan bagi kita, bahwa kebenaran dalam Islam
tidaklah sempit. Semakin jauh ilmu pengetahuan melangkah, semakin banyak pula puzzle
kosmik yang kembali menyatu dengan kalam Ilahi.
"Katakanlah (Muhammad): 'Kalau sekiranya lautan menjadi
tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu
sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan
tambahan sebanyak itu (pula).'" (QS. Al-Kahf: 109)
Maha
Benar Allah dengan segala Firman-Nya. Mari terus belajar, merenung, dan
menelusuri kebesaran-Nya, baik di alam semesta ini, maupun di alam-alam yang
tidak kita ketahui. ✨
Tinggalkan Komentar:
Menurut
Anda, apakah "Tujuh Langit" benar-benar merujuk pada Multiverse? Atau
adakah tafsiran lain yang lebih menawan? Bagikan pandangan Anda di bawah! 👇
Komentar
Posting Komentar