Dua Jenis Peristirahatan Di Alam Barzakh
Pernahkah
Anda berdiri di tepi makam, melihat gundukan tanah merah yang baru saja
diratakan, dan merasakan keheningan yang menusuk? Keheningan itu bukan sekadar
tiadanya suara, tapi keheningan yang menjadi jembatan antara dua alam: alam
fana yang kita tinggali, dan alam yang disebut Barzakh.
Kita
semua tahu kita akan ke sana, namun seringkali kita merencanakan hidup seolah
Alam Barzakh hanyalah mitos di buku-buku lama. Kita sibuk mencatat to-do
list harian, merancang karir, hingga membeli furnitur, tapi lupa merancang
"rumah peristirahatan" kita di bawah sana.
Barzakh: Terminal Transit yang Personal
Kematian
adalah proses check-out dari dunia dan check-in ke Barzakh.
Begitu ruh dicabut, ia dilepas dari rantai-rantai fisik. Dalam beberapa waktu,
jenazah akan diantar ke liang lahat. Di sana, kita akan mengalami perpisahan
paling menyakitkan: perpisahan dengan segala hal yang kita kumpulkan dan
cintai. Harta, jabatan, sanak saudara—semuanya hanya mengantar sampai tepi
liang.
Di
Barzakh, kita sendirian. Sunyi.
Inilah
momen krusialnya: Alam Barzakh bukan sekadar tidur panjang. Ia adalah ruang
tunggu yang sangat aktif, tempat ruh merasakan konsekuensi awal dari
pilihan-pilihan hidupnya di dunia. Ini adalah masa tunggu pertanggungjawaban,
jeda yang akan terasa sangat berbeda bagi setiap individu.
Dua Jenis Peristirahatan di Barzakh
Para
ulama menyebut Barzakh sebagai Jannah (Taman) bagi sebagian orang, dan Nar
(Api) bagi sebagian lainnya. Bagaimana rasanya?
- Jika
Bekalmu adalah Cahaya:
Bayangkan Anda lelah setelah perjalanan jauh. Tiba-tiba, Anda disambut di
sebuah ruangan yang indah, sejuk, dan wangi. Cahaya lembut memenuhi
ruangan. Kasur yang empuk terhampar. Pemandangan keindahan abadi disajikan
dari celah-celah yang terbuka. Itu adalah gambaran bagi ruh orang-orang
saleh. Allah melapangkan kuburnya sejauh mata memandang. Amal salehnya
menjelma menjadi teman yang menenangkan. Shalatnya menjadi penerang.
Sedekahnya menjadi penyejuk. Ia akan berkata, "Ya Allah, segerakanlah
Kiamat!" saking nikmatnya peristirahatan yang ia dapat. Bagi mereka,
Barzakh adalah Taman-Taman Surga, sebuah honeymoon spiritual
sebelum pesta besar di Surga sejati.
- Jika
Bekalmu adalah Beban:
Sebaliknya, bayangkan Anda terbangun di ruangan sempit, gelap, dan berbau
busuk. Dinding-dindingnya mulai menghimpit tulang-belulang. Ruangan itu
terasa panas membakar. Pintu menuju Neraka seolah terbuka, memberikan hawa
dan azabnya. Inilah keadaan bagi ruh yang bergelimang dosa dan melalaikan
kewajiban. Ia akan dihimpit dan disiksa, dan amal buruknya menjelma
menjadi makhluk menakutkan yang menyiksanya tanpa henti. Ia akan
berteriak, "Ya Allah, jangan datangkan Kiamat!" karena takut
akan azab yang lebih besar. Bagi mereka, Barzakh adalah Lubang-Lubang
Neraka, sebuah pre-siksa sebelum hukuman total.
Saat
ini kita masih mendengar musik, tawa, dan notifikasi. Tapi di Barzakh, hanya
ada satu suara yang bergema: Amalmu.
Amal
saleh kita adalah investasi terbaik. Ia tidak dapat disita, tidak terkena
inflasi, dan tidak akan membusuk. Ia adalah bekal yang akan kita gunakan untuk
menyewa "ruangan VIP" di terminal Barzakh.
Barzakh
adalah pengingat paling jujur: kita tidak akan membawa ijazah kita, tidak
membawa followers kita, dan tidak membawa mobil mewah kita. Kita hanya
membawa hati yang tunduk, tangan yang memberi, dan lisan yang bertutur jujur.
Mari
kita persiapkan diri. Mari kita ubah Jeda Menuju Abadi ini menjadi
peristirahatan yang kita rindukan, bukan ruangan yang kita takuti. Waktunya
adalah sekarang, sebelum pintu ke Barzakh tertutup, dan hanya tersisa
penyesalan yang terlambat.
#AlamBarzakh #KematianAdalahNasehat #JedaMenujuAbadi
#PersiapanDiri
#TamanAtauLubang
Komentar
Posting Komentar