Malam Pertama di Alam Kubur: Bertemu Munkar Nakir dan Dua Wajah Alam Kubur
Perjalanan yang Tak Bisa Dihindari
Saudaraku,
mari kita sejenak berhenti dari segala kesibukan dunia. Kita sering sibuk
merenovasi rumah kita di dunia; mengecatnya, mengisinya dengan perabotan mewah,
dan membuatnya senyaman mungkin.
Namun,
kita sering lupa bahwa kita sedang membangun satu rumah lagi. Sebuah rumah yang
pasti akan kita huni. Rumah yang sempit, gelap, dan sendirian. Itulah alam
kubur atau Alam Barzakh.
Ini
adalah gerbang akhirat. Stasiun penantian pertama sebelum kiamat dibangkitkan.
Dan di malam pertama kita "pindah" ke rumah baru itu, setelah para
pengantar pulang, tanah telah diratakan, dan kita sendirian dalam gelap... dua
tamu akan datang.
Mereka
adalah Malaikat Munkar dan Nakir.
| Ilustrasi siksa kubur |
Jangan
bayangkan mereka seperti tamu yang kita kenal di dunia. Kedatangan mereka,
sebagaimana digambarkan dalam hadis, sungguh menggetarkan.
Saat
itulah "wawancara" akhirat dimulai. Ini bukanlah ujian hafalan. Ini
adalah ujian keyakinan. Lisan kita mungkin kelu, tapi hati dan amal kitalah
yang akan menjawab.
Mereka
akan bertanya dengan tiga pertanyaan inti:
- Man
Rabbuka?
(Siapa Tuhanmu?)
- Man
Nabiyyuka?
(Siapa Nabimu?)
- Wa
ma Dinuka?
(Apa Agamamu?)
Bagi
kita yang hidup, jawaban ini terasa begitu mudah. "Allah Tuhanku, Muhammad
Nabiku, Islam agamaku." Kita bisa mengucapkannya sambil tertidur.
Tapi
di sana, di alam barzakh, jawaban itu tidak datang dari lisan. Ia
memancar langsung dari hati.
- Hati
yang selama hidupnya tunduk pada perintah Allah-lah yang akan mampu
menjawab "Rabbiyallah" (Tuhanku adalah Allah).
- Hati
yang selama hidupnya rindu dan berusaha mengikuti sunnah-nya-lah
yang akan mampu menjawab "Nabiyyi Muhammad" (Nabiku
adalah Muhammad).
- Hati
yang selama hidupnya ridha dengan segala syariat-Nya-lah yang akan mampu
menjawab "Dini Al-Islam" (Agamaku adalah Islam).
Dan
setelah jawaban itu diberikan, takdir kita di stasiun penantian itu pun
ditentukan. Hanya ada dua hasil: Nikmat, atau Siksa.
Baca Juga Yang Ini:
Syirik Yang Menyelamatkan? Kisah Ajaib Murid Habib Abdullah Al-Haddad di Alam Kubur
Ketika Dua Samudra Bertemu, Sains Modern Menyaksikan Batas Ghaib Al Qur'an
Mari
kita bercerita tentang skenario terindah.
Bagi
sang hamba mukmin yang mampu menjawab dengan teguh, Munkar dan Nakir akan
berkata, "Engkau benar."
Seketika
itu, keajaiban terjadi:
- Kuburan
Meluas:
Rumahnya yang sempit itu tiba-tiba dilapangkan seluas mata memandang.
- Pintu
Surga Dibuka:
Sebuah pintu dibukakan untuknya, memperlihatkan pemandangan Surga yang
kelak akan menjadi tempat tinggal abadinya.
- Aroma
Surga:
Hawa sejuk dan wewangian surga akan merasuk, menemaninya setiap pagi dan
petang.
- Teman
Setia:
Amalnya yang saleh (salatnya, sedekahnya, bacaan Qur'annya) akan menjelma
menjadi sosok kawan yang rupawan, berbau harum, dan berkata, "Akulah
amal salehmu. Jangan takut, jangan sedih."
Ia
pun tidur. Tidur yang paling nyenyak, seperti tidurnya seorang pengantin baru,
hingga hari kiamat dibangkitkan. Inilah yang disebut Raudhah min Riyadil
Jannah (Taman dari taman-taman surga).
Pemandangan Kedua: Siksa Kubur
Na'udzubillahimindzalik. Semoga Allah melindungi kita.
Bagi
mereka yang ragu, orang munafik, atau orang kafir, pertanyaan itu akan menjadi
teror.
Ketika
ditanya, "Siapa Tuhanmu?" Ia akan menjawab dengan bingung,
"Hah... hah... la adri (aku tidak tahu). Aku hanya mendengar
orang-orang mengatakan sesuatu, lalu aku ikut mengatakannya."
Ia
tidak bisa berbohong. Hatinya kosong dari keyakinan itu.
Maka,
malapetaka pun dimulai:
- Himpitan
Kubur:
Bumi diperintahkan untuk menghimpitnya. Kuburan yang sempit itu akan
semakin menyempit, meremukkan tulang-belulangnya.
- Pintu
Neraka Dibuka:
Sebuah pintu dibukakan baginya, memperlihatkan pemandangan Neraka
Jahannam, tempat tinggal abadinya kelak.
- Hawa
Panas Neraka:
Hawa panas dan bau busuk dari neraka akan menyemburnya.
- Teman
yang Mengerikan:
Amalnya yang buruk akan menjelma menjadi sosok yang sangat buruk rupa,
berbau busuk, dan berkata, "Akulah amal burukmu. Rasakanlah azab
ini!"
- Ditemani
Siksaan:
Berbagai siksaan lain akan datang silih berganti, disesuaikan dengan
dosa-dosa besarnya di dunia, hingga hari kiamat tiba.
Inilah
yang disebut Hufrah min Hufarin Naar (Lubang dari lubang-lubang neraka).
Ibrah: Kita Sedang Membangun Kubur Kita
Sekarang
Saudaraku...
Kisah
ini bukan untuk menakut-nakuti. Ini adalah tadzkirah, sebuah pengingat
cinta dari Allah dan Rasul-Nya.
Alam
kubur kita sedang kita bangun saat ini juga.
- Setiap
sujud kita adalah fondasi agar kubur kita lapang.
- Setiap
lembar Al-Qur'an yang kita baca adalah penerang kegelapannya.
- Setiap
shalawat kita adalah jawaban untuk pertanyaan "Siapa
Nabimu?".
- Setiap
sedekah kita adalah kawan setia yang akan menemani kita di sana.
Malam
pertama di alam kubur itu pasti datang. Pertanyaannya bukan "apakah"
kita akan mengalaminya, tapi "bagaimana" kita akan mengalaminya.
Semoga
Allah SWT senantiasa membimbing kita, meneguhkan hati kita di atas iman, dan
melindungi kita semua dari siksa kubur. Allahumma inna na'udzubika min
'adzabil qabri.
"Renungan ini untuk saya pribadi dan untuk Sahabat semua. Persiapan apa yang sudah kita lakukan untuk "malam pertama" itu? Mari saling mengingatkan di kolom komentar."
Komentar
Posting Komentar