Gua Tsur, Ular, dan 'Pahlawan Kedua': Kisah Sejati Abu Bakar As Shiddieq

Kalau kita bicara Hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah, yang terbayang pasti perjalanan panjang, pengejaran sengit, dan tentu saja... Gua Tsur.

Nah, hari ini kita mau sedikit 'mengintip' ke dalam gua batu itu. Bukan cuma soal persembunyian, tapi tentang sebuah aksi heroik, pengorbanan, dan loyalitas yang mungkin jarang kita bahas sedalam-dalamnya. Ini tentang Abu Bakar ash-Shiddiq, sang Sahabat Sejati.


Perjalanan Sunyi Menuju Tsur


Setelah keputusan besar untuk Hijrah diambil, hanya ada satu orang yang mendampingi Nabi SAW: Abu Bakar As Shiddieq.

Bayangkan, saat itu mereka tahu betul risiko yang dihadapi. Hadiah besar sudah disiapkan bagi siapa saja yang berhasil menangkap mereka. Mereka berdua berjalan perlahan, bahkan harus mengambil rute yang tidak biasa untuk menghindari kejaran kaum Quraisy. Ini bukan jalan-jalan santai, ini adalah misi hidup dan mati.

Abu Bakar: Bodyguard Merangkap Scout

Sesampainya di Gua Tsur, yang terjadi selanjutnya adalah momen yang bikin merinding.

Bukan Nabi yang langsung masuk. Justru Abu Bakar yang mengajukan diri untuk masuk lebih dulu. Kenapa? Karena dia ingin memastikan gua itu aman, bersih dari binatang buas, kalajengking, atau ular. Inilah loyalitas tanpa batas: menempatkan keselamatan orang yang dicintai di atas keselamatannya sendiri. Dia berperan sebagai 'pengintai' (scout) sekaligus 'penguji keamanan' (safety checker).

Setelah memastikan bagian dalam gua 'cukup' aman, Nabi SAW dipersilakan masuk.

Pengorbanan Paling Sunyi: Lubang Ular

Di dalam gua yang gelap, Abu Bakar melihat ada beberapa lubang di dinding-dinding gua. Lubang-lubang kecil itu bisa jadi sarang bagi hewan berbahaya.

Apa yang dia lakukan?

Tanpa banyak bicara, beliau merobek kainnya dan menggunakannya untuk menyumbat semua lubang. Tapi ada satu lubang yang tersisa, dan kainnya sudah habis.

Inilah puncak pengorbanan itu.

Abu Bakar lantas menutup lubang terakhir itu dengan tumit kakinya.

Baca Juga Yang Ini:

Ilmuwan Terkejut, Al Qur'an Telah Jelaskan misteri Laut Yang Tak Menyatu Sejak 1400 Tahun lalu!

Kisah Umar bin Khattab Hentikan Gempa Dahysat Dengan Satu Pukulan

Nabi SAW kemudian beristirahat dan meletakkan kepala mulia beliau di pangkuan Abu Bakar. Sementara Nabi tertidur, yang ditutup dengan tumit tadi adalah lubang yang ternyata dihuni oleh seekor ular.

Ular itu menggigit kaki Abu Bakar.

Rasa sakit yang luar biasa menyengat. Tapi apa yang dilakukan Abu Bakar? Dia menahan napasnya! Dia tidak beranjak, tidak menarik kakinya, dan tidak mengeluarkan suara sedikit pun. Dia takut kalau ia bergerak, tidurnya Nabi SAW akan terganggu.

Air mata Abu Bakar mulai menetes, jatuh mengenai wajah mulia Nabi SAW.

Nabi SAW terbangun, terkejut melihat sahabatnya gemetar kesakitan.

"Mengapa engkau, wahai Abu Bakar?" tanya Nabi.

Saat itulah Abu Bakar bercerita tentang lubang-lubang yang disumbat, tentang lubang terakhir, dan tentang gigitan ular yang sedang dia tahan.

Pelajaran dari Tsur: Prioritas Cinta

Kisah ini lebih dari sekadar anekdot sejarah. Ini adalah pelajaran tentang prioritas cinta dan iman.

  1. Cinta Tanpa Syarat: Abu Bakar membuktikan, cinta sejati adalah kesiapan untuk menanggung sakit dan bahaya demi keselamatan orang yang dicintai.
  2. Ketenangan dalam Bahaya: Di tengah ketakutan terbesar dan rasa sakit yang luar biasa, beliau tetap memilih untuk menjaga ketenangan dan kenyamanan Nabi SAW.
  3. Loyalitas Ash-Shiddiq: Gelar "Ash-Shiddiq" (yang membenarkan) memang sangat pantas beliau sandang. Bukan hanya membenarkan risalah, tapi juga membenarkan dalam setiap tindakan, bahkan saat nyawa taruhannya.

Pengorbanan Abu Bakar di Gua Tsur bukan hanya aksi fisik, tapi juga aksi jiwa. Sebuah bukti nyata bahwa iman yang kokoh akan menghasilkan loyalitas yang tidak bisa digoyahkan oleh rasa sakit.

Jadi, kalau lain kali mendengar nama Gua Tsur, ingatlah: di sana ada gigitan ular, air mata yang menetes, dan pelajaran abadi tentang sahabat sejati.

 

Bagaimana menurut Anda? Pengorbanan Abu Bakar mana yang paling berkesan bagi Anda? Yuk, berbagi di kolom komentar!

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Menambahkan Link Blog Lain Pada Blog Kita

Cara membedakan permata asli dan imitasi

Cara Memperbaiki Hasil Cetakan Tinta Printer Yang Kabur