Halaman

Iklan

Sabtu, 31 Januari 2009

MENJAGA KESEHATAN MATA

Mata merupakan salah satu indera manusia yang paling vital. Ketiadaan indera yang satu ini membuat manusia berada dalam kegelapan sepanjang hidupnya. Karena itulah maka menjaga kesehatan mata sangat penting sekali bagi kita.

Pernahkah anda membayangkan kehilangan penglihatan?

Apabila saat ini anda bisa bernapas lega karena memiliki mata yang berfungsi normal, bukan berarti besok bisa mempertahankan penglihatan itu.
Sebagaimana hasil survei Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), kebutaan adalah problema kesehatan masyarakat dan problema sosial ekonomi yang serius di setiap negara, terutama negara berkembang.
Tingkat kebutaan di Indonesia merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara, yaitu sebesar 1,5 persen. Sedangkan dalam catatan WHO, tingkat kebutaan di Indonesia berada di urutan ketiga dunia, sebesar 1,47 persen.
Dari catatan WHO, 75 persen kebutaan di dunia sebenarnya dapat dicegah dan diobati. Sebab sebagian besar kebutaan disebabkan oleh katarak. Selain katarak, trauma mata pun bisa menyebabkan kabutaan unilateral. Jenis kebutaan ini bisa terjadi pada anak-anak dan orang dewasa muda. Trauma mata banyak terjadi pada kecelakaan kerja maupun kecelakaan lalu lintas. Bisa ringan sampai sangat berat bahkan bisa mengganggu fungsi penglihatan.

Kalau katarak merupakan kelainan mata yang terjadi akibat adanya perubahan lensa yang jernih dan tembus cahaya, sehingga keruh. Gangguan penglihatan yang terjadi tidak secara instan, melainkan secara perlahan dan dapat menimbulkan kebutaan. Meski tidak menular, katarak dapat terjadi di kedua mata secara bersamaan.
Salah satu penyebab banyaknya penderita katarak di Indonesia adalah akibat temperatur daerahnya yang panas dan intensitas paparan sinar ultra violet matahari yang cukup tinggi.

Sementara itu data WHO penderita trauma mata pertahun mencapai 55 juta dan 750 ribu di antaranya membutuhkan penanganan. Menurut Dr. Pardawan SpM, sebelum dilakukan penanganan perlu diperhatikan penyebab trauma, waktu dan tempat terjadi trauma. Termasuk pemeriksaan fisik mata di antaranya kornea mata, pupil dan pergerakan mata.

Berdasarkan penyebabnya ada beberapa jenis trauma mata yakni trauma tumpul dan trauma kimia. Trauma tumpul biasanya disebabkan benda tumpul yang mengenai organ secara langsung atau tidak langsung. Sedangkan trauma kimia disebabkan oleh zat kimia, baik berupa cairan, padat atau gas.
Zat kimia yang menyebabkan trauma mata bisa bersifat asam atau basa. “Trauma yang disebabkan bahan kimia asam biasanya lebih mudah penanganannya dibanding trauma biasa,” Jelas dokter yang bertugas di RS Ansyari Saleh Banjarmasin.
Pada trauma asam, penanganannya hanya dengan air atau larutan fisiologis sampai PH mendekati atau sama dengan 7, antibiotik, steroid dan vitamin.
Sebaliknya trauma basa lebih berbahaya karena akan terjadi reaksi penyabunan sehingga merusak jaringan atau nekrose. Penanganannya selain dengan air atau larutan fisiologis sebanyak 2.000 cc juga dilakukan penambahan anti biotik, EDTA, sikloplegia dan Vitamin C.

DAPAT DISEMBUHKAN
Kebutaan yang terjadi akibat gangguan katarak, sebetulnya bukan kebutaan yang permanen, sebab dapat disembuhkan dengan melakukan operasi. Tapi bila kasus kataraknya disertai dengan kelainan pada retina dan saraf penglihatan, umumnya dokter spesialis mata tidak akan merekomendasikan.
Pelaksanaan operasi juga baru dapat dilakukan, bila penderita telah mengalami kehilangan penglihatan dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
“Operasi yang dijalankan cukup dengan menggunakan bius lokal atau tetes mata anti nyeri di kornea (selaput bening mata) dan tak perlu rawat inap,” jelas Dr. Ratna.
Melalui operasi, lensa mata yang keruh dihancurkan (emultifikasi), kemudian disedot (vakum) dan diganti dengan lensa buatan yang telah diukur kekuatannya serta ditanam secara permanen.
Operasinya sendiri menggunakan peralatan operasi berteknologi dengan teknik Fakoemulsifikasi (tanpa jahitan). Teknik bedah katarak dengan sayatan kecil ini hanya memerlukan waktu 10 menit, disertai waktu pemulihan yang lebih cepat.
Apabila tidak terjadi gangguan pada kornea, retina, saraf mata atau masalah mata lainnya, tingkat keberhasilannya dari operasi katarak cukup tinggi, yaitu mencapai 95 persen dan kasus komplikasi saat maupun pasca operasi juga sangat mungkin terjadi.

Pasca Operasi katarak
• Boleh bekerja asal di dalam ruangan dan menghindari debu
• Tidak boleh berenang selama sebulan
• Tidak boleh mengucek mata
• Hanya melakukan aktivitas ringan

Pencegahan Kebutaan
• Mengecek mata secara teratur
• Menggunakan kaca mata untuk meningkatkan ketajaman penglihatan
• Jangan terlambat berobat
• Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa menjaga kesehatan mata sangat penting.

1 komentar: