Merasa Doa Tak Terjawab? Mungkin Kita Perlu Memperbaiki Cara "Berbicara" pada-Nya
Pernahkah
Sahabat merasa sendirian di tengah keramaian, berbisik dalam hati, "Ya
Allah, mengapa rasanya doaku membentur langit-langit kamar saja?"
Kita
semua pernah berada di titik itu. Titik di mana kita merasa sudah meminta,
sudah merengek, bahkan mungkin sudah menangis, namun jawaban yang dinanti tak
kunjung tiba. Kita mulai ragu, "Apakah Allah mendengarku? Apakah doaku kurang
keras? Ataukah... aku tak pantas didengar?"
Izinkan
saya bercerita sedikit. Bayangkan kita ingin meminta sesuatu kepada seorang
Raja yang sangat kita hormati, yang memiliki segalanya. Apakah kita akan datang
dengan pakaian kotor, berteriak-teriak di depan gerbang istana, dan langsung
menyodorkan daftar permintaan?
Tentu
tidak. Kita akan mandi, memakai pakaian terbaik, datang dengan sopan,
membungkukkan badan, memuji keagungan sang Raja, baru kemudian dengan suara
lirih dan penuh harap, kita menyampaikan hajat kita.
Jika
kepada Raja dunia saja kita bersikap demikian, bagaimana dengan Raja diraja,
Allah SWT, Penguasa semesta alam?
Masalahnya
seringkali bukan pada Allah yang tidak menjawab, tapi pada kita yang belum
memahami adab atau "protokol" dalam menghadap-Nya. Berdoa bukan
sekadar transaksi "aku minta, Kau beri". Berdoa adalah sebuah seni
berkomunikasi, sebuah dialog penuh cinta antara hamba dengan Penciptanya.
Lalu,
bagaimana cara berdoa yang benar agar "sinyal" kita sampai dan cepat
diijabah? Mari kita bedah bersama.
1. "Membersihkan Wadah"
Sebelum Mengisinya
Bayangkan
kita punya sebuah gelas yang kotor dan berdebu. Lalu kita ingin menuangkan air
zamzam yang jernih ke dalamnya. Apa yang akan terjadi? Air itu akan ikut kotor,
bukan?
Hati
dan diri kita adalah "wadah" itu. Doa adalah "air jernih"
yang kita harapkan.
Sebelum
meminta yang baru, kita harus membersihkan wadah kita dari kotoran dosa. Inilah
pentingnya Istighfar (memohon ampun).
Mulailah
doa kita dengan pengakuan atas dosa-dosa kita. "Ya Allah, ampuni aku. Aku
hamba-Mu yang zalim, yang sering lalai." Rasulullah SAW sendiri, yang
ma'shum (terjaga dari dosa), beristighfar lebih dari 70 atau 100 kali dalam
sehari.
Selain
itu, pastikan "wadah" kita terisi dari sumber yang halal. Ada
sebuah kisah masyhur tentang seorang musafir yang doanya tertolak. Mengapa?
Rasulullah SAW bersabda, "Makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya
haram, dan dia dikenyangkan dengan yang haram, bagaimana mungkin doanya akan
dikabulkan?” (HR. Muslim).
Ini
adalah fondasi pertama. Sulit mengharapkan doa yang bersih dari wadah yang
kotor.
2. "Mengetuk Pintu" dengan
Sopan
Setelah
wadah kita bersih, sekarang kita belajar cara mengetuk pintu "Istana"
Allah. Jangan langsung to the point meminta! Ada adabnya.
a. Mulailah dengan Pujian (Tahmid) Sanjunglah Allah. Akui
kebesaran-Nya. Gunakan Asmaul Husna (Nama-nama-Nya yang Indah) yang sesuai
dengan permintaan kita.
- Mau
     rezeki? Panggillah "Ya Razzaq" (Maha Pemberi Rezeki).
 - Butuh
     ampunan? Serulah "Ya Ghaffar" (Maha Pengampun).
 - Sedang
     sakit? Bisikkan "Ya Syafi" (Maha Penyembuh).
 
b. Jangan Lupakan "Kunci Emas": Shalawat Doa kita itu ibarat
"menggantung" di antara langit dan bumi. Yang bisa mengantarkannya
naik adalah Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Umar
bin Khattab RA berkata, "Sesungguhnya doa itu tertahan di antara langit
dan bumi, tidak akan naik sedikit pun darinya sampai engkau bershalawat atas
Nabimu."
Awali
doa dengan pujian, lanjutkan dengan shalawat. Ini adalah cara kita
"mengetuk pintu" dengan adab yang paling agung.
3. "Merendah" Saat Meminta
(Khusyuk dan Yakin)
Sekarang,
saatnya menyampaikan hajat. Tapi ada dua syarat mutlak di dalam hati kita saat
melakukannya:
a. Khusyuk dan Tadharru' (Merasa Hina dan Sangat Butuh) Jangan berdoa dengan hati yang
lalai, sambil main HP, atau pikiran melayang ke mana-mana. Tunjukkan bahwa kita
benar-benar butuh pertolongan-Nya. Merendahlah sehina-hinanya.
Allah
berfirman: "Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang
lembut." (QS. Al-A'raf: 55).
Menangis
dalam doa adalah salah satu ekspresi tadharru' yang paling kuat. Itu
menunjukkan puncak kepasrahan kita.
b. Yakin 100%, Jangan Ragu! Inilah kesalahan fatal yang sering
kita lakukan. Kita berdoa, tapi di dalam hati ada bisikan, "Ah, apa
mungkin ya dikabulkan? Masalahku terlalu besar."
Rasulullah
SAW bersabda: "Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin akan
dikabulkan." (HR. Tirmidzi).
Jika
kita ragu, kita seolah sedang meragukan kemampuan Allah. Buang keraguan itu!
Yakinlah bahwa bagi Allah, mengabulkan permintaan kita jauh lebih mudah
daripada membalikkan telapak tangan.
4. Jangan Jadi "Tukang
Paksa" yang Buru-buru
Kita
sudah berdoa, tapi kok belum ada hasilnya? Minggu depan, kita berdoa lagi.
Bulan depan, masih sama. Akhirnya kita berkata, "Ah, sudahlah. Capek
berdoa, nggak dikabulkan juga."
Ini
yang disebut Isti'jal (tergesa-gesa).
Kita
sering lupa, bahwa "diijabah" oleh Allah itu punya tiga bentuk. Kisah
ini harus selalu kita ingat:
- Allah
     mengabulkan persis seperti yang kita minta di dunia.
 - Allah
     menundanya dan menyimpannya sebagai pahala kebaikan di akhirat
     (yang ternyata jauh lebih kita butuhkan).
 - Allah
     menggantinya dengan menjauhkan kita dari musibah atau bencana yang
     seharusnya menimpa kita, senilai dengan doa yang kita panjatkan.
 
Jadi, tidak ada doa yang sia-sia! Setiap tetes air mata, setiap rintihan, semua dicatat dan "dikonversi" oleh Allah menjadi kebaikan. Tugas kita adalah terus meminta, bukan menuntut kapan harus dikabulkan.
Penutup: Doa Bukan Transaksi, Tapi
Relasi
Sahabat
sekalian,
Pada
akhirnya, doa bukanlah mesin penjual otomatis di mana kita memasukkan koin
(permintaan) dan mengharapkan minuman (jawaban) keluar seketika.
Doa
adalah napas spiritualitas kita. Doa adalah bukti bahwa kita sadar kita lemah
dan Allah Maha Kuat.
Jangan
hanya datang saat butuh. Datanglah setiap saat. Bersihkan wadah kita dengan
Istighfar, ketuk pintu-Nya dengan Shalawat, merengeklah dengan penuh keyakinan,
dan bersabarlah menanti jawaban terbaik-Nya.
Teruslah
berdoa. Allah tidak pernah bosan mendengar, selama kita tidak pernah lelah
meminta.
"Dan
Tuhanmu berfirman: 'Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan
bagimu'." (QS. Ghafir: 60)
Bagaimana
pengalaman Sahabat dalam berdoa? Apakah ada adab lain yang sering Sahabat
amalkan? Yuk, kita berbagi cerita di kolom komentar!
Komentar
Posting Komentar