Misteri Penghuni Bumi Sebelum Nabi Adam: Siapa Mereka dan Mengapa Dimusnahkan?

Sebuah Pertanyaan Besar Malaikat

Pernahkah kalian membayangkan suasana langit ketika Allah SWT pertama kali mengumumkan rencana penciptaan manusia? Ada satu momen dialog yang sangat menggetarkan, yang diabadikan dalam Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 30.

Ketika Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi."

Para Malaikat, makhluk yang suci dan tidak pernah membangkang, tiba-tiba mengajukan pertanyaan yang penuh rasa penasaran:

"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah...?"

Tunggu sebentar. Coba kita renungkan. Bagaimana para Malaikat tahu bahwa manusia (yang saat itu belum diciptakan) bakal membuat kerusakan dan menumpahkan darah?

Jawabannya mengejutkan banyak ahli tafsir: Karena Malaikat sudah pernah melihat kejadian serupa sebelumnya. Mereka trauma melihat kelakuan makhluk-makhluk cerdas yang menghuni bumi sebelum era Nabi Adam.

Siapakah mereka?

Era Kegelapan: Bangsa Jin dan Banul Jan

Jauh ribuan tahun sebelum jasad Nabi Adam dibentuk dari tanah liat, bumi ini tidak kosong. Dalam kitab-kitab tafsir klasik seperti karya Ibnu Katsir, disebutkan bahwa bumi dikuasai oleh bangsa Jin. Mereka sering disebut sebagai Banul Jan.

Berbeda dengan binatang yang hanya hidup berdasarkan insting, Banul Jan diberikan akal dan kehendak bebas (free will), mirip seperti kita. Mereka membangun peradaban, memiliki sistem sosial, dan menguasai daratan serta lautan.

Namun, kebebasan memilih itu justru menjadi bumerang.

Alih-alih memakmurkan bumi, mereka justru terlena. Kesombongan merajalela. Peperangan antar suku pecah di mana-mana. Darah tumpah membasahi tanah bumi yang hijau. Kerusakan alam terjadi secara masif karena keserakahan mereka.

Inilah yang dilihat oleh para Malaikat. Sebuah peradaban yang gagal total.

Misteri Al-Hinn wal Binn

Selain bangsa Jin, ada juga literatur sejarah klasik (seperti dalam Al-Bidayah wan Nihayah) yang menyebutkan tentang makhluk bernama Al-Hinn wal Binn.

Siapa mereka? Beberapa ulama berpendapat mereka adalah makhluk fisik, mungkin menyerupai bentuk manusia purba (hominid), tetapi bukan manusia. Mereka hidup sezaman atau bahkan sebelum dominasi bangsa Jin.

Ada teori yang mengatakan mereka adalah kaum yang lemah yang akhirnya ditindas dan dibantai oleh bangsa Jin yang lebih kuat dan memiliki kekuatan api. Namun, pada akhirnya, baik Hinn, Binn, maupun Banul Jan sama-sama terjerumus dalam kerusakan moral yang parah.

Baca Juga yang ini:

Perbedaan Sains dan Islam: Dari Kematian Materiil Ke Keabadian Ruhani

Kenapa Sudah kerja Keras Tapi Tetap Susah, Kenapa Ada Orang Santai Tapi Kaya Raya

Jejak Hijrah Sang Imam: Mengapa Para Habaib Pindah Dari Ke Hadramaut?

Operasi Pembersihan Besar-besaran

Allah Maha Melihat. Ketika kerusakan di muka bumi sudah tidak bisa ditolerir lagi, Allah memerintahkan "pasukan langit" untuk turun.

Menariknya, dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa pemimpin pasukan langit yang ditugaskan menumpas perusuh bumi ini adalah Azazil (nama asli Iblis sebelum dilaknat). Saat itu, Azazil masih menjadi makhluk yang sangat taat dan beribadah setara dengan Malaikat.

Azazil bersama pasukan Malaikat turun ke bumi. Pertempuran dahsyat pun terjadi. Bangsa Banul Jan yang sombong itu dipukul mundur. Peradaban mereka dihancurkan. Sisa-sisa mereka yang selamat lari terbirit-birit, bersembunyi ke pulau-pulau terpencil di tengah samudra dan ke puncak-puncak gunung yang tinggi.

Bumi pun sunyi kembali. Bersih dari pertumpahan darah.

Hikmah untuk Kita: Sang Khalifah Baru

Itulah sebabnya Malaikat khawatir ketika Allah ingin menciptakan Adam. "Apakah akan terjadi lagi? Apakah darah akan tumpah lagi?" pikir mereka.

Tapi Allah menjawab dengan tegas: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

Kisah makhluk sebelum Adam ini bukan sekadar dongeng pengantar tidur, melainkan sebuah peringatan keras (Warning) bagi kita.

Kita, manusia, adalah "Nakhoda Baru" (Khalifah) di kapal bernama Bumi ini. Pendahulu kita dimusnahkan karena mereka merusak alam dan saling membunuh. Jika kita melakukan hal yang sama—merusak lingkungan, korupsi, dan berperang—maka apa bedanya kita dengan makhluk yang dimusnahkan itu?

Semoga kita bisa menjadi Khalifah yang amanah, yang merawat bumi, bukan yang mewarisi sifat perusak dari Banul Jan.

Bagaimana menurut Anda? Apakah Anda percaya bahwa fosil-fosil purba yang ditemukan ilmuwan adalah sisa-sisa dari peradaban ini? Tuliskan pendapat kalian di kolom komentar!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Menambahkan Link Blog Lain Pada Blog Kita

Cara membedakan permata asli dan imitasi

Cara Memperbaiki Hasil Cetakan Tinta Printer Yang Kabur