Benarkah Orang Sunda Adalah Keturunan Nabi Nuh?
Jika kita telusuri dari sudut pandang sejarah Islam dan manuskrip kuno, jawabannya: Ya, secara garis besar.
Tapi,
ceritanya tidak sesederhana "A turun ke B". Ada narasi besar tentang
bagaimana nenek moyang bangsa kita (termasuk orang Sunda) dikaitkan dengan
"Bapak Manusia Kedua".
Mari
kita bahas.
Mari kita mundur ke masa Banjir
Besar. Dalam keyakinan Islam (dan agama Samawi lainnya), bencana banjir di masa
Nabi Nuh AS itu menyapu bersih seluruh peradaban manusia yang membangkang.
Ketika
air surut, siapa yang tersisa? Hanya Nabi Nuh dan para pengikutnya di dalam
bahtera. Al-Qur'an (QS. As-Saffat: 77) mengisyaratkan bahwa keturunan Nuh-lah
yang melanjutkan populasi manusia.
"Dan Kami jadikan anak cucunya (Nuh) orang-orang yang
melanjutkan keturunan."
Jadi,
logika dasarnya: Semua manusia yang hidup hari ini, baik itu orang Sunda,
Banjar, Jawa, Eropa, hingga Afrika, pasti memiliki darah Nabi Nuh. Kita
semua adalah cucu cicit beliau.
2. Jalur Mana yang Sampai ke
Nusantara (Sunda)?
Nah,
di sinilah cerita menjadi menarik dan sering menjadi perdebatan para ahli nasab
dan sejarawan. Nabi Nuh memiliki tiga putra yang selamat: Sam (Shem), Ham,
dan Yafet (Japheth).
- Sam: Sering disebut sebagai bapak
bangsa Arab, Yahudi, dan Timur Tengah (Ras Semit).
- Ham: Sering disebut bapak bangsa
Afrika.
- Yafet: Sering disebut bapak bangsa
Eropa dan Asia (termasuk Turanian dan Mongoloid).
Mayoritas
ulama sejarah berpendapat bahwa bangsa Melayu (termasuk Sunda di dalamnya)
berasal dari garis keturunan Yafet bin Nuh atau percampuran dengan jalur
Sam.
Baca juga Yang Ini:
Misteri Penghuni Bumi Sebelum Nabi Adam: Siapa Mereka dan Kenapa Dimusnahkan?
Orang-orang
tua kita dulu, terutama para pujangga keraton (baik di Pajajaran maupun
Mataram), memiliki tradisi menulis silsilah yang sangat panjang.
Dalam
banyak naskah kuno (seperti Babad Tanah Jawi atau naskah-naskah silsilah
Cirebon/Sumedang), sering ditemukan silsilah raja-raja Sunda (seperti Prabu
Siliwangi) yang ditarik terus ke atas.
Biasanya
urutannya begini: Prabu Siliwangi -> Raja-raja sebelumnya -> Tokoh
Dewa/Hyang -> Nabi Sis -> Nabi Adam.
Namun,
setelah Islam masuk, para ulama dan pujangga keraton "meluruskan"
jalur ini. Mereka menyambungkan silsilah raja-raja lokal Nusantara ke jalur Nabi
Nuh untuk menunjukkan bahwa raja-raja kita adalah bagian dari keluarga
besar kenabian yang mulia.
Jadi,
sering tertulis: Leluhur Orang Sunda -> ... -> Yafet/Sam -> Nabi
Nuh AS.
Kesimpulannya?
- Secara
Teologis (Agama):
Benar. Orang Sunda (dan kita semua) adalah keturunan Nabi Nuh karena
beliau adalah "Bapak Manusia Kedua" setelah banjir besar.
- Secara
Manuskrip Tradisional:
Benar. Para pujangga masa lalu secara tertulis menghubungkan silsilah
raja-raja Sunda ke Nabi Nuh sebagai bentuk penghormatan dan legitimasi
(pengakuan) bahwa pemimpin mereka berdarah mulia.
- Secara Genetika Modern: Kita adalah rumpun Austronesia, yang jika ditarik ribuan tahun ke belakang, memang bertemu pada satu titik nenek moyang yang sama di masa lalu.
Komentar
Posting Komentar